Jumat, 17 April 2020

Anugrah Tuhan

  Karya : Patricia Michele A.F

Kehidupan...
Merupakan sebuah perjalanan
Anugrah besar yang Tuhan berikan
Seringkali jalannya penuh liku dan berlubang
Membuat air mata bercucuran
Namun kaki ini harus tetap kulangkahkan
Untuk terus maju kedepan

Aku tau ini menyakitkan
Namun ada mimpi yang harus kuperjuangkan
Aku tak ingin mengecewakan orang yang kubahagiakan
Aku harus berjuang
Karna ada satu keyakinan
Bahwa usaha yang kulakukan
Akan mendatangkan senyuman

Rumah Tanpa Makna

Oleh : Hanifah Hafizh L

Berdiam ia di sudut ruang hampa
Memejam menikmati angin menerpa wajahnya
Membisu bersama resah juga gelisah
Ditemani hiruk pikuk tanya, yang tak kunjung menemui jawabannya
"Layakkah ini disebut rumah?"
"Bangunan kokoh ini tak pernah lagi ramah"

Rumah ini hampa, meski penghuninya tertawa
Rumah ini tak bermakna, penghuninya banyak menyimpan luka
Rumah ini mati, bersama hati didalamnya
Rumah ini tak lagi terasa sama

Ia dipaksa tuli ketika rungunya masih berfungsi
Ia dipaksa mengerti tapi tak pernah ada yang kembali memahami
Lengkung indah pada bibirnya tak pernah menutupi raut sendunya
Kata tak apa tak juga mengangkat bising di kepalanya
Manik mata dalamnya seolah menjelaskan segalanya
Ia mahir tertawa tapi tak lagi paham maknanya

Pekatnya malam tak kunjung menenangkan resah di hatinya
Ia kembali menyisipkan asa pada tiap kelopak kenanga
Meminta semesta menjadikannya nyata,
Tentang doa-doa yang diterbangkan ke angkasa
"aku ingin pulang", katanya
Tapi tak pernah ada yang sungguh menjadi rumahnya

Kembali, ia menyeru pada angin dan purnama
"Mengapa semesta tetap diam membisu,
Padahal paham jelas raut senduku?"
Namun, kesekian kalinya hanya sepi yang menjadi temannya

Selasa, 14 April 2020

Tanda Baca

Oleh : Nasywa Putri

Seringkali sebuah tanda baca tiada mempunyai arti,
Koma menjelaskan padanya untuk sejenak berhenti,
Namun, kakinya terus saja berlari,
Tiba-tiba seru datang, menyuruhnya diam,
Tapi langkahnya tetap enggan terkekang,
Namun takdir kerap kali enggan mengerti manusia, 
Pintanya adalah kebebasan,
Pintanya adalah tanpa paksaan,
Berlari dengan kedua kakinya menembus hujan,
Tertawa diantara sunyinya malam,
Ia mendambakan akhir perjalanan dengan kebahagiaan,
Tetapi, bukankah takdir kerap kali enggan berbaik hati,
Rapalan doanya dibalas kejam,
Titik datang dengan nyalang, benar benar memaksanya pulang,
Bisiknya pada semesta,
"Kenapa mimpiku harus dipaksa padam? Sedangkan apinya baru saja selesai dinyalakan?"
Titik berseru kencang,
"Terkadang harapan hanya bisa berbentuk angan,
Terkadang mimpi hanya mampu menjadi ilusi,"
Lantas dimana letak bahagia dari akhir cerita miliknya ini?
Sedangkan titik mengakhiri ceritanya dengan keji,
Seharusnya tanda baca memang memiliki arti.

Jumat, 10 April 2020

Peluk Cium Mama

Oleh : Susi Febriyani

Bak purnama dimalam hari
Bersinar diantara jajaran bintang
Tak pernah redup meski tinggal dalam gelapnya malam
Memberikan petuah padaku merajut jalan

Mama, kaulah rumahku
Tempat aku menjadi diriku sendiri 
Tempat aku pulang
Merancang bingkai-bingkai kehidupan

Mama, jika kau bintang akulah sang malam
Jika engkau tanaman aku enggan menjadi gulma
Jika engkau sebuah sumur maka aku airnya
Namun semua hanya 'jika'
Aku bukanlah sang malam 
Aku sebatas gulma tanaman mama
Seorang anak yang memberikan kehidupan keruh 

Andai tuan waktu memutar panahnya kembali
Akan ku rakit kisah indah bersama mama
Duduk dipondok tua sambill tertawa 
Bukan duduk diistana menahan air mata

Kini, semua harapan hanyalah harapan 
Semua penyesalan sebatas penyesalan
Rindu? Dia tak pernah bertuan 
Rindu peluk cium mama

Senin, 06 April 2020

Antara Corona dengan Conora

Elisabet Laura, XA 3

“Haii zril pagi – pagi loh muka ditekuk, ada apaan sih?” tegur Azka. “Ini loh ada berita terbaru katanya kan ada virus terbaru muncul di Wuhan, China namanya sih kalo ga salah Corona ,” jawab Azriel.  29 Januari 2020 di pagi yang lumayan mendung, Azriel dikagetkan dengan info ada virus terbaru muncul di Wuhan, China.

“Woy ka, zril sini deh gw ada bahan bicaraan baru nih seru banget gokil lagi, katanya sih ya China keserang virus baru namanya congorna ngakak ga sih virus kok congorna”kata Acel, “congorna dari mana ropeah jelas-jelas namanya corona bukan congorna!” balas Bryan. “Oyy sejak kapan nama gue Acel jadi Ropeah? Kelewat jauh dajjal” balas Acel tidak terima. “Hah gue bukan Dajjal woy gue masih orang doyan nasi dipikir elu? Rumput aja dimakan ga beda sama Sapi moooooo...mooooo” balas Bryan.

“Uda debatnya? Orang kita bahas Corokna malah jadi debat antara Ropeah sama Dajjal” teriak Daffa yang muak dengan perdebatan mereka. “Gue bilangin Bu Andien ya kalo kalian mau ikutan lomba debat, udah cocok” sabung Azriel. “Enggak makasih” jawab Acel dan Bryan bersamaan. “Cieee barengan jadi cemburu dedek huhuhu” sambung Azka.

Hari berganti hari, bulan pun ikut berganti. 13 Maret 2020, saat itu kelas IX F Jamkos, yaa 5 sekawan seperti biasa berkumpul. “Cek.. cek, mohon perhatian untuk hari ini kami akan membagikan Masker secara gratis kepada anak-anak terkait penyebaran Virus Corona yang sudah menjangkiti warga Indonesia, sekian pengumuan tersebut Terimakasih.

“Eh cuy tau ga si gw tuh baca di Twitter nih katanya kita kudu jaga jarak juga sekolah di Jakarta udah pada libur gara-gara Corokna ini, terus juga harus jaga kebersihan, banyak minum air, rajin cuci tangan, banyakin vitamin C hem vitamin Cintaaa, kalo bisa jangan minum es.. hmm tuh zril jangan minum es dengerin noh, eh juga katanya banyak korban nih.. myakitin banget sih kek dia yang ninggal gue pas sayang sayangnya, sama ini nih ga boleh makan makanan mentah eh iya nih gabole makan rumput.. lah gue makan apaan dong? Eh sadar aku masih orang” kata Acel. “Aaaaa kaga mau gw baru aja jadian sama Orlyne uda direnggangin ae dah, apa-apaan sih tuh virus ke Indonesia! Mainnya kejauhan dek balik China aja sono dicari mamah papah” dengus Bryan. “Lu kira virus tuh bocil ato gimana sih main suru pulang rumah” sanggah Daffa yang kesal dengan kelakuan temannya yang bejad itu.

“Corona apalagi dah pake dateng segala nyakitin lagi! Suru balik aja ngapain sih kudu ada Corona? Mana gue belum sempet nanya nih ke Zazkia kalo gue ono ning cono ra” Sahut Azka. “Apaan sih lu bucin dah” jawab Azriel “Dahlah males gw”, “Gw juga males”, “Apaan sih gaje bubar aja dah bubar bubar” jawab Acel, Daffa, dan Bryan bergantian. 

Sabtu, 04 April 2020

Peran Penting Literasi Digital dalam Menangkal Hoaks Covid-19

Oleh : Yowanda Fauziah

Virus corona menjadi informasi utama di berbagai media arus utama dan media sosial. Tidak sedikit informasi yang beredar itu merupakan hoaks, yang ironisya justru lebih dipercaya dan kemudian ikut menimbulkan kepanikan sosial. (voaindonesia.com) 

Dunia akhir-akhir ini seolah digemparkan oleh mewabahnya virus corona. Tidak hanya mewabah di negara asalnya yaitu Cina, virus ini juga menyebar ke ratusan negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), virus corona menular melalui orang yang telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat dengan mudah menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di sebuah benda atau permukaan yang lalu disentuh dan orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Cara penyebaran Virus corona ketika tetesan kecil itu dihirup oleh seseorang ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.

Virus Hoaks Corona Lebih Berbahaya dibanding Virus Corona

Menyebarnya virus corona ke berbagai negara juga diikuti oleh menyebarnya berita bohong tentang virus tersebut. Banyak media massa yang berlomba-lomba menyajikan informasi tentang virus tersebut. Sayangnya, berita yang dimuat di media massa bukan semuanya fakta namun ada juga yang berisi hoaks belaka. Contohnya Paus Fransiskus terjangkit virus, ketidaksiapan fasilitas kesehatan di Indonesia hadapi virus corona, beragam resep mencegah virus corona hingga informasi terparah  yaitu kabar empat orang meninggal yang ternyata hanya simulasi.

Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, bahkan mengatakan membanjirnya hoax dan disinformasi seputar virus corona bisa sama berbahayanya seperti virusnya sendiri.

"Ketika banjir informasi keliru yang sesat, yang membingungkan dan mengelabui banyak orang dan ia tidak kalah berbahayanya dibanding virusnya itu sendiri," kata Septiaji di saat berbicara di Diskusi Publik Mitigasi Hoax Corona di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Septiaji mengatakan saat ini sudah ada lebih dari 500 jenis hoax seputar virus corona yang menyebar di seluruh dunia. Sedangkan untuk di Indonesia, Kominfo telah menemukan 177 hoax selama periode 23 Januari hingga 8 Maret.

Menurut Septiaji, jenis hoax seputar virus corona yang ditemukan di Indonesia memiliki level viralitas yang tinggi. Ia pun meminta masyarakat Indonesia berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang berasal dari sumber tidak jelas.

Untuk menangkal hoax seputar virus corona semakin menyebar luas di masyarakat, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan literasi digital adalah obatnya. Ia pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam mempercayai info yang beredar di media sosial dan selalu mencari info dari otoritas resmi seperti Kementerian Kesehatan.

Literasi Digital Sarana Penangkal Hoaks

Saat ini, teknologi komunikasi seperti handphone dan internet sudah merebak kemana mana, kehadirannya sangat dibutuhkan. Para penggunanya sulit lepas sehingga menyebabkan ketergantungan, terlebih di kalangan remaja. Mayoritas remaja saat ini hampir 24 jam tiap harinya tidak bisa lepas dari telepon seluler masing masing dan inilah yang menyebabkan ketergantungan terhadap media sosial. Ketergantungan itulah yang membuat remaja tidak mampu meyaring hoax secara jernih. Tetapi, masyarakat Indonesia cenderung menerima informasi tanpa menglkasifikasi kebenarannya terlebih dahulu. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Center of International Governance Innovation (CIGI) dan Ipsos tahun 2016, sebanyak 65 persen dari pengguna internet di Indonesia percaya dengan kebenaran informasi di dunia maya tanpa check and recheck, hingga dalam hitungan detik informasi tersebut tersebar.

Menyebarnya hoaks di masyarakat disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai literasi digital. Pengetahuan ini mampu mengarahkan masyarakat untuk tetap cerdas bermedsos dengan Soft Approach dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang fenomena hoaks di era millenial, membuka pikiran betapa bahayanya hoaks, serta memberikan pengetehuan literasi digital kepada masyarakat. Gerakan literasi digital merupakan upaya menyadarkan masyarakat betapa pentingngya meningkatan kemampuan menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, menerima, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dengan efektif. Dengan Gerakan Literasi Digital ini, masyarakat dilatih untuk mengoptimalkan kebaikan bermedsos juga mengakses informasi yang positif, dengan pengetahuan untuk tidak menerima informasi secara gamblang sebelum menguji kebenarannya hingga masyarakat diajarkan kritis dalam menerima informasi. (Dikutip dari kompasiana.com)

Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 sekitar 91,68% penduduk Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas lebih gemar menonton televisi. Padahal  tayangan televisi di Indonesia kurang mendidik. Lebih miris lagi dengan data yang dikeluarkan oleh Educational Scientifi and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2012 menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen berati hanya 1000 di Indonesia yang memiliki minat baca. Maka kita remaja sebagai generasi penerus bangsa harus menjadi pelopor budaya literasi pada masyarakat Indonesia.

Terlebih dengan kehadiran internet bagi remaja generasi milenial saat ini menyebabkan minat mereka untuk membaca buku konfesional turun drastis. Berdasarkan studi Most Littered Nation In The World yang dilakukan oleh Central Connecticut University pada Maret 2006, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara dengan minat baca rendah. Indonesia berada di bawah Thailand dengan urutann ke 59 dan di atas Boswana yang menduduki peringkat ke 61. Keadaan ini sangat memprihatinkan dan menandakan bahwa begitu kurangnya budaya literasi pada masyarakat Indonesia. Padahal budaya literasi sangat penting bagi majunya peradaban suatu bangsa. Membaca sama dengan membuka jendela dunia, dengan membaca tentunya wawasan suatu bangsa akan semakin luas.
Literasi digital sangat diperlukan terutama untuk meningkatkan keterampilan membaca, mengingat bahwa Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara dengan minat baca rendah. Selain itu meningkatkan kemampuan literasi siswa juga menjadi cara yang efektif untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Tujuan umum terciptanya gerakan literasi sekolah (dikutip dari Penerbit Erlangga) yaitu untuk menumbuhkembangkan budi peketi peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Demi terlaksananya program literasi tersebut pemerintah juga harus memberikan fasilitas yang memadai. Tersedianya perpustakaan disetiap sekolah, memperbanyak buku bermutu di perpustkaan umum dan perpustakaan sekolah, mendirikan taman baca mini serta taman yang nyaman untuk membaca. Fasilitas yang memadai akan mendorong siswa untuk gemar mambaca.

Selain itu, pemeritah juga dapat membudayakan literasi melalui tayangan televisi semua stasiun televisi Indonesia. Sebuah data dari BPS menyatakan bahwa jumlah rata rata waktu yang digunakan anak Indonesia dalam menonton televisi adalah 300 menit per hari. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding anak anak di Australia yang hanya  50 menit perhari dan di Amerika yang hanya 100 menit perhari, apalagi Kanada yang hanya 60 menit per hari (Republik,12 September 2015). Berdasarkan data tersebut, membudayakan literasi melalui siaran televisi tentu menjadi langkah yang strategis bagi kemajuan negeri ini.
Media sosial menawarkan berbegai informasi baik positif maupun negatif.

Literasi digital diperlukan agar masyarakat mampu memilah infremasi dan memerangi hoaks, serta menyaring terlebih dahulu sebuah informasi sebelum membagikannya.
Elly Leo Fara, S.Pd seorang guru BK SMAN Pontianak dan Mahasiswa Magister TeP FKIP Untan memaparkan literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis dan kreatif. Mereka tidak akan mudah termakan isu yang profokatif, menjadi korban informasi hoax, atau korban penipuan berbasis digital. Dengan demikian, kehidupan masyarakat akan cenderung aman dan kondusif.

Menjadi literat digital berarti tidak hanya mengetahui canggihnya teknologi, namun juga mampu menerapkan teknologi tepat guna. Memanfaatkan media sosial sepenuhnya. Karena keadaan saat ini menuntut masyarakat terutama remaja sebagai generasi penerus bangsa untuk melek teknologi.

Literasi Media Sosial Sarana Penangkal Hoax

Tidak dapat dipungkiri, kehadiran internet saat ini sangat berpengaruh pada kehidupan seluruh lapisan masyarakat, terutama remaja. Hampir 24 jam kehidupan remaja tidak dapat lepas dari internet. Dihimpun dari data statista.com masyarakat Indonesia menggunakan gadget 44 persen hanya untuk foto dan video. Sementara hanya 3 persen dari masyarakat Indonesia terutama remaja yang menggunakan gadget sebagai budaya literasi dengan membaca e-book atau majalah digital. Keadaan itu tentu sangat memprihatinkan.  Bahkan, kehadiran internet juga menurunkan minat baca masyarakat Indonesia. Mereka lebih memilih untuk berselancar di dunia maya tanpa mendapatkan hal yang bermanfaat dalam setiap guliran di laman facebook, instagram, twitter, atau media sosial lainnya. Sebutan “sarana membaca” itu menjadi sia sia dengan dengan tidak menjadikan internet sebagai sesuatu yang informatif dan menambah intelektual pribadi merekaHal diatas diperkuat dengan hasil survei yang diadakan oleh Asosiasi Peyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017 pengguna internet Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa. Angka terebut tidak dapat diremehkan, mengingat jumlah tersebut 54,6 persen dari totoal populasi penduduk Indonesia ang mencapai 262 juta jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat Indonesia sangat besar.

Kurangnya kematangan pola pikir remaja menghadapi kemajuan teknologi membuat mereka tidak bisa memanfaatkan teknologi secara maksimal. Padahal berselancar di dunia maya dapat digolongkan sebagai sarana membaca. Namun remaja kebanyakan memilih menghabiskan waktu dengan media sosial tanpa mendapatkan hal yang bermanfaat dalam setiap guliran di laman facebook, instagram, twitter, atau media sosial lainnya. Sebutan “sarana membaca” itu menjadi sia sia dengan dengan tidak menjadikan internet sebagai sesuatu yang informatif dan menambah intelektual pribadi mereka

Masyarakat seakan tergila gila dengan adanya internet, padahal banyak hoax yang bertebaran di mesia sosial. Mereka dituntut untuk bisa menyimpulkan mana berita benar dan mana berita bohong. Penyebaran informasi tanpa dikoreksi mampu memecah belah publik. Oleh karena itu, literasi media sosial sangat dibutuhkan oleh pengguna internet agar mereka tidak menjadi korban hoax.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Rianto Rahadi menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan pengguna cenderung mudah percaya pada informasi hoax adalah jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki. Sedangkan media sosial sangat berpengaruh terhadap terbentuknya opini seseorang.
Agar pengguna internet dapat membedakan mana fakta mana hoax, Rheingold (Crook, 2012) mendiskusikan ada lima cara untuk dapat meliterasi media sosial:
1. Perhatian
Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.
2. Partisipasi
Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna  media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.
3. Kolaborasi
Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.
4. Kesadaran jaringan
Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.
5. Pemakaian secara kritis
Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya.
Menjadi literat digital berarti tidak hanya mengetahui canggihnya teknologi, namun juga mampu menerapkan teknologi tepat guna. Memanfaatkan media sosial sepenuhnya. Bisa menyaring informasi yang diterima. Mengecek kebenaran sbuah infomasi sebelum menyebarkan. Maka kita akan menjadi pengguna media sosial yang bijak.

Sabtu, 28 Maret 2020

Kiat-kiat Warga Smapong Mencegah Persebaran Covid-19, #dirumahaja

Virus korona menjadi informasi utama di berbagai media arus utama dan media sosial. Tidak sedikit informasi yang beredar itu merupakan hoaks, yang ironisnya justru lebih dipercaya dan kemudian ikut menimbulkan kepanikan sosial.

Saat ini, Indonesia sedang prihatin karena adanya virus corona. Virus yang pertama kali muncul di negara China ini, kini menjadi pandemi seluruh dunia. Adanya virus corona mengakibatkan banyak kerugian bagi semua orang.

Pemerintah RI, khususnya kemenkes RI telah memandang serius adanya wabah ini. Mereka menggalakkan berbagai upaya agar wabah ini tidak menular dan semakin meluas. Salah satu upaya yang mereka ditegakkan adalah #dirumahaja, hastag yang pertama kali dibuat oleh Najwa Shihab. Sehingga, dengan terpaksa masyarakat Indonesia menuruti perintah ini. Walau tidak semua warga berada dirumah.

Pemerintah mengeluarkan perintah #dirumahaja, semata-mata untuk kebaikan bersama. Walaupun tidak semua orang bisa berada dan bekerja dirumah, tetapi upaya pemerintah ini patut kita hargai. Bagi sebagian orang, mungkin oke-oke saja jika bekerja dirumah, tetapi tidak bagi sebagian orang yang lain. Tak sedikit pula, orang-orang yang harus tetap bekerja diluar demi melangsungkan hidup mereka.

Presiden Jokowi juga telah memberikan keringanan bagi masyarakat-masyarakat kecil yang tidak bisa bekerja #dirumahaja. Salah satunya dengan menunda pembayaran cicilan kendaraan kepada tukang ojek, sopir taksi, dan nelayan selama satu tahun. Dapat dilihat pada link berikut https://youtu.be/bOGquGDwK7c, bahwa pemerintah juga telah memperhatikan dan memberikan kebijakan kepada masyarakat Indonesia terkait adanya virus corona.

Tak hanya bidang ekonomi saja, dunia pendidikan pun merasa dirugikan dengan adanya virus corona ini. Mendikbud RI, Nadiem Makarim, atas segala pertimbangan dari beberapa pihak terkait, mengumumkan apabila Ujian Nasional tingkat SD, SMP, SMA dihapuskan. Tak hanya itu, KBM di sekolah terpaksa diliburkan untuk mencegah persebaran Covid-19.

Warga smapong juga mengikuti arahan serta perintah dari kemendikbud RI terkait diliburkannya siswa untuk mencegah persebaran coronavirus ini. Tak ada pertemuan-pertemuan yang dilakukan, tetap #dirumahaja walaupun merasa bosan. Guru-guru pun aktif memberikan pembelajaran online dan tugas semasa libur lewat situs whatsapp ataupun yang lainnya. Kiat-kiat yang perlu dilakukan adalah
1. Mengikuti bagaimana perkembangan informasi terkait Covid-19 ini.
2. Menerima kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
3. Tetap patuhi perintah #dirumahaja untuk mencegah coronavirus.
4. Laksanakan tugas yang diberikan guru selama masa libur ini.
5. Jangan lupa jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar ya kawanstay safe & healty warga smapong.